Mengenal Penyakit Kusta ( Lepra )

Penyakit kusta merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Pada awalnya bakteri ini menyerang susunan saraf tepi
Mengenal Penyakit Kusta ( Lepra ) - Penyakit kusta merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Pada awalnya bakteri ini menyerang susunan saraf tepi. Selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa ( mulut ), saluran pernapasan bagian atas, mata, otot, tulang, dan testis. Penyakit kusta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu tipe I, tipe TT, tipe BT, tipe BL, tipe LL.

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini berbeda-beda untuk setiap tipe.

  • Tipe I ( Indeterminate ) : tipe ini ditandai dengan adanya ruam kulit yang jumlahnya hanya sedikit dan bersisik, kulit di sekitarnya normal. Lokalisasi biasanya di bagian tangan, bokong, atau muka.
  • Tipe Tuberkoloid - Tuberkoloid ( TT ) : Tipe ini menyerang kulit dan saraf. Ruam kulit jumlahnya bisa satu atau beberapa dan mempunyai batas yang jelas. Pada bagian tengahnya dapat ditemukan bagian yang sudah mengambil penyembuhan. Permukaannya dapat bersisikdengan tepi yang meninggi. Gejala ini dapat disertai penebalan saraf perifer ( tepi ) yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit rasa gatal.
  • Tipe Borderline Tuberkoloid : Tipe ini ditandai dengan adanya ruam kulit yang tidak teratur, batasnya tidak tegas, dan kering. Gangguan saraf tidak seberat pada tipe tuberkuloid. Biasanya ada ruam kulit yang terletak dekat saraf perifer yang menebal.
  • Tipe Borderline Lepromatous ( BL ) : Tipe ini dimulai dengan timbulnya ruam kulit.  Awalnya hanya dalam jumlah sedikit, kemudian dapat dengan cepat menyebar keseluruh badan. Ruam kulit berwarna merah mengkilat, tidak teratur, batas tidak tegas, dan terjadi pembengkakan saraf.
  • Tipe Lepromatous-Lepramatous ( LL ) : Jumlah ruam kulitnya sangat banyak, mengilat, dan berbatas tegas. Distribusi ruam kulitnya sangat khas, yaitu di wajah ( dahi, pelipis, dagu, cuping telinga ), lengan, punggung tangan, dan tungkai bawah. Pada stadium lanjut tampak adanya penebalan kulit, cuping telinga menebal, dan garis muka menjadi kasar dan cekung. Saraf akan mengalami kerusakan dan terasa sakit.
Pengobatan pada penyakit kusta bergantung pada tipenya. Tipe I, TT dan BT dapat diberi DDS 100 mg/hari dan rifampisin 600 mg setiap bulan. Keduanya diberikan selama 6-9 bulan. Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setelah 6 bulan pengobatan. Pengobatan dilakukan selama 2 tahun. Tipe BB, BL dan LL dapat diberi kombinasi DDS, rifampisin, dan lampren. DDS 100 mg/hari; rifampisin 600 mg setiap bulan; dan lampren 300 mg setiap bulan, diteruskan dengan 50 mg setiap hari atau 100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu. Pengobatan dilakukan selama 2-3 tahun. Pemeriksaan bakteriologi selama 3 bulan. Pada dasarnya, tujuan utama program pemberantasan penyakit kusta untuk memutuskan rantai penularan, mengobati, dan menyembuhkan penderita serta mencegah timbulnya cacat.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh, terutama kebersihan kulit. Penyakit kusta ini menular, untuk mencegah penularannya, sebaiknya kita menghindar dari penderita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel